Senin, 28 September 2020

Motivational Letter


    Tahun 2020 merupakan tahun yang amat menyedihkan. Tahun dimana bumi ini dilanda pandemi virus korona. Tahun dimana semua orang tidak boleh berkumpul, tidak boleh keluar rumah, dan bahkan kita tidak diperbolehkan untuk sekadar berjabat tangan. Tahun dimana pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Tahun dimana siswa dan mahasiswa baru tidak bisa berkenalan dan bertemu secara langsung. Semua perkenalan serta kegiatan hanya bisa dilakukan secara daring. Semua hal itu dilakukan demi mencegah dan meminimalisir penularan virus korona. Sedih memang, namun apalah daya kita hanya bisa menunggu sampai pandemi ini berakhir.
 
    Hal tersebut tidak boleh membuat kita menjadi manusia yang suka menyalahkan keadaan. Sama halnya dengan diri kita yang suka menyalahkan diri sendiri saat sesuatu yang telah kita rencanakan tidak berjalan sesuai dengan harapan kita. Dalam menghadapi hal tersebut, biasanya saya akan mengatakan hal-hal positif kepada diri saya sendiri, misalnya “Nggak apa-apa, toh juga masih ada hari esok kan” atau “Tenang aja, semua bakal baik-baik aja kok”, begitulah cara saya berdamai dengan diri sendiri.  

Pernah suatu ketika saya mengikuti lomba English debate competition dan hasil yang saya dapatkan jauh dari yang diharapkan. Saat itu, diam-diam saya berbicara dengan diri sendiri “Nggak apa-apa, buat ini sebagai pengalaman yang berharga, semangat ya kamu”, seperti itulah cara saya berdamai dengan kekecewaan. Menurut saya, kegagalan itu sendiri merupakan hal yang patut dipelajari, agar kedepannya kita tidak mengulang kesalahan yang sama.

 Pernah juga saat saya mendaftar SNMPTN dan ternyata setelah membuka pengumuman, yang terlihat adalah pengumuman berwarna merah, yang artinya saya tidak lolos dalam seleksi SNMPTN. Sedih, kecewa, galau itulah yang saya rasakan, namun lagi-lagi, dengan diam-diam saya kembali berbisik kepada diri sendiri “Nggak apa-apa kalau sekarang kamu ngerasa sedih, itu wajar buat orang yang baru aja ditolak. Tapi, yuk bangkit yuk, kita belajar buat SBMPTN”, begitulah cara saya berdamai dengan keadaan hati pada saat itu.

Kata-kata positif tersebut juga membawa dampak positif dalam kehidupan saya. Saat itu, sekolah saya yang notabene merupakan sekolah menengah kejuruan mengadakan seleksi TOEIC, yang nantinya jika kita lolos maka kita akan mendapat sertifikat yang sangat berguna apabila kita ingin mengajukan diri untuk bekerja di perusahaan asing. Test ini mempunyai dua tahap penyeleksian, tahap pertama merupakan tahap untuk penyaringan siswa yang nantinya siswa tersebut berhak untuk mngikuti test kedua dan tahap kedua merupakan test TOEIC yang sesungguhnya yang pesertanya merupakan peserta yang telah tersaring dan lolos di tahap pertama tadi. Ternyata, dalam penyeleksian di tahap pertama saya lolos bersama dengan sahabat saya. Selanjutnya, saya bersama dengan teman saya mengikuti test tahap kedua dan setelah beberapa minggu hasil test kedua pun muncul dan kita sangat senang karena skor yang kita dapatkan juga bisa dibilang lumayan.

Belum selesai sampai disitu, keajaiban kata-kata postif saya ini ternyata juga bekerja di penyeleksian SBMPTN saya, awalnya saat sudah pasrah akan hasil yang nantinya akan saya dapatkan. Hingga pada akhirnya saya memberanikan diri untuk membuka pengumuman tersebut dan saya sangat senang karena yang saya dapatkan bukanlah pengumuman berwarna merah, melainkan pengumuman yang di dalamnya bergambar sebuah barcode, yang artinya saya telah lolos seleksi SBMPTN.

Begitulah cara saya untuk memahami, meneriima diri sendiri, dan juga tentunya menyayangi diri sendiri. Dengan cara yang amat sederhana, yaitu dengan mengatakan hal positif kepada diri sendiri. Bacaan di atas mungkin membosankan dan bagi sebagian orang hal tersebut bukanlah pencapaian yang luar biasa. Akan tetapi, menurut saya hal tersebut merupakan pengalaman yang berharga bagi saya pribadi, karena saya bangga dengan diri sendiri yang tidak menyerah setelah beberapa kali terjatuh.

 

 

 

 

 

 

 

 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mental Health

     Menurut Wikipedia kesehatan mental adalah tingkatan kesejahteraan psikologis atau ketiadaan gangguan jiwa. Kesehatan jiwa terdiri dari...